1. Persamaan Sidratul Muntaha dengan Mitologi Djambu Baros
A. Arab
Sidratul Muntaha menurut kepercayaan Islam adalah sebuah pohon bidara yang menandai akhir dari langit/Surga ke tujuh, sebuah batas dimana makhluk tidak dapat melewatinya. Dalam kepercayaan ajaran lain ada pula semacam kisah tentang Sidrat al-Muntahā, yang disebut sebagai "Pohon Kehidupan".
Sidratul Muntaha digambarkan sebagai Pohon Bidara yang sangat besar, tumbuh mulai Langit Keenam hingga Langit Ketujuh. Dedaunannya sebesar telinga gajah dan buah-buahannya seperti bejana batu. Menurut Kitab As-Suluk, Sidrat al-Muntahā adalah sebuah pohon yang terdapat di bawah 'Arsy, pohon tersebut memiliki daun yang sama banyaknya dengan sejumlah makhluk ciptaan Allah.
B. Batak
Djambu Baros adalah pohon kehidupan di mitologi Batak, Sumatera Utara. Pohon ini hanya tumbuh di surga. Jiwa seseorang yang disebut Tondi dapat memetik daun dari pohon ini sebelum jiwa tersebut dilahirkan sebagai manusia di dunia. Pada setiap daun itu tertulis hal-hal seperti keberuntungan, kekayaan, kesehatan dan lain-lain. Tergantung dari daun yang dipetik maka manusia yang dilahirkan akan memiliki berkah seperti yang tertulis pada daun itu.
2. Sama-sama Memiliki Aksara Yang Indah
A. Arab
Abjad Arab yang kadang-kadang disebut Huruf Hijaiah, berasal dari Aksara Aramea (dari bahasa Syria dan Nabatea), dimana abjad Aram terlihat kemiripannya dengan abjad Koptik dan Yunani. Terlihat perbedaan penulisan antara Magribi dan Timur Tengah. Diantaranya adalah penulisan huruf qaf dan fa. Di Maghribi, huruf qaf dan fa dituliskan dengan memiliki titik di bawah dan satu titik di atasnya.
B. Batak
Surat Batak adalah nama aksara yang digunakan untuk menuliskan bahasa-bahasa Batak yaitu bahasa Angkola-Mandailing, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, dan Toba. Surat Batak masih berkerabat dengan aksara Nusantara lainnya seperti Surat Ulu di Bengkulu dan Sumatra Selatan, Surat Incung di Kerinci, dan Had Lampung . Aksara ini memiliki beberapa varian bentuk, tergantung bahasa dan wilayah. Secara garis besar, ada lima varian Surat Batak di Sumatra, yaitu Angkola-Mandailing, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, dan Toba.
Aksara ini wajib diketahui oleh para datu, yaitu orang yang dihormati oleh masyarakat Batak karena menguasai ilmu sihir, ramal, dan penanggalan. Kini, aksara ini masih dapat ditemui dalam berbagai pustaha, yaitu kitab tradisional masyarakat Batak. Setiap bahasa Batak memiliki varian Surat Batak sendiri-sendiri. Namun varian-varian ini tidaklah terlalu berbeda satu sama lain.
3. Sama-sama Memiliki Kebiasaan Berkuda
A. Batak
Asal-usul nama etnik Batak merupakan hasil dari budaya maupun sejarah. Batak merupakan satu kata dari bahasa Batak sendiri yang artinya penunggang kuda. Dari sisi inilah nama Batak ini muncul. Nama ini sudah sejak lama ada. pengertian Batak sebagai orang yang mahir menaiki kuda memberi gambaran pula bahwa suku itu dikenal sebagai suku yang memiliki jiwa keras, berani dan perkasa. Kuda merupakan perlambang kejantanan, keberanian di medan perang, atau kegagahan dalam menghadapi bahaya serta rintangan.
B. Arab
Sedangkan kebanggaan bagi orang Arab adalah kemahiran menunggang kuda. Kemahiran berkuda ini pada mulanya hanya sekedar untuk kepentingan pengemberah di tengah padang pasir demi keperluan perniagaan. Jarak tempuh yang sangat jauh, menuntut tersedianya sarana transportasi yang memadai. Oleh sebab itu, kemahiran mengendalikan kuda, satu-satunya sarana yang mampu berpacu dengan waktu, merupakan kebutuhan utama dalam kehidupanorang-orang Arab. Akan tetapi lambat laun, kuda tidak hanya menjadi sarana angkut, tetapi juga sangat efektif untuk kepentingan pertahanan. Setelah di satukan dengan kepandaian memanah, yang mereka peroleh dari afrika, jadi kemahiran berkuda berkembang sedemikian rupa, hingga memunculkan tehnologi perang yang cukup maju ketika itu.
4. Persamaan Karakter Bangsa Arab dan Bangso Batak
A. Arab
Pertama, orang Arab kalau berbicara biasanya dengan suara keras dan meledak-ledak. Kedua, mereka sangat suka berdiskusi dan berdebat panjang tentang suatu masalah. Ketiga, dalam mempertahankan pendapat, mereka cenderung untuk terus bertahan alias keras kepala agar pendapatnya diterima.
Kadang kalau mendengarkan mereka berdebat dalam bahasa Arab, seperti orang yang sedang berkelahi. Perdebatan berlangsung panjang dan lama. Namun setelah selesai berdebat, mereka seperti biasa kembali. Seolah-olah tidak terjadi suatu apapun, tapi tidak tahu apa isi benak mereka masing-masing.
Sifat-sifat seperti ini cenderung ada pada orang Arab. Tidak heran, kalau terjadi konflik terus menerus di jazirah Arab sana. Keengganan mereka untuk mengalah seolah-olah mencerminkan kekerasan hati mereka. Di balik itu, mereka sangat menghormati keputusan yang sudah diambil, walaupun harus mengalah. Mereka juga cenderung untuk tunduk pada keputusan yang diambil oleh pemimpinnya.
B. Batak
Dan orang Batak pada umumnya pun (kebanyakan), kalau berbicara pasti dengan volume suara yang keras, sehingga membuat orang lain langsung menoleh, (mungkin dikira sedang berkelahi atau bertengkar). Rupanya orang Batak agak sulit melepaskan logat khasnya yang kental, terutama BTL (Batak Tembak Langsung).Istilah kasar yang melekat pada orang Batak, ini sepertinya agak salah, karena pada dasarnya orang Batak tidak kasar. Hanya saja, mungkin karena suaranya yang keras dan ceplas ceplos. Sehingga orang-orang sering mengatakan kalau orang Batak tidak sopan. Beberapa istilah batak yang sering terucap, juga hanya spontanitas.Salah satu karakter orang Batak yang memang menonjol adalah rasa ingin menang sendirinya, yang berarti tidak mau kalah. Lalu ada satu lagi karakter orang Batak yaitu mendominasi. Hal ini terlihat ketika orang Batak terlibat dalam suatu obrolan dengan beberapa orang. Apabila diperhatikan, biasanya orang Bataknya lah yang paling banyak bicara, dan sepertinya pendapat dia lah yang paling benar.
5. Batak dan Arab sama-sama bersifat pemberani
A. Batak
Batak dikenal berani. Saat yang lain segan melakukan sesuatu, ada saja Suku Batak yang percaya diri melakukannya. Saat yang lain takut untuk memulai, orang Batak berani untuk memulainya lebih dulu. Orang Batak yang menjadi pemimpin biasanya juga adalah pemimpin yang disegani. Bahkan tak jarang menjadi motor dari pergerakan. Kata menyerah tidak identik dengan suku batak. Batak khas dengan mau bekerja keras dan mencoba segala cara untuk mendapat hasil maksimal.
B. Arab
Bagi masyarakat Arab mereka menyanjung orang yang matinya di medan perang, dan mencela mereka yang matinya diatas ranjang. Manakala seseorang mendengar berita kematian saudaranya, maka ia akan berujar, “Jika seseorang terbunuh, maka ayahnya, saudaranya, atau pamannya yang akan membalaskan kematiannya. Sesungguhnya kami tidak ingin mati secara wajar, kami ingin mati di ujung tombak atau mati di bawah kilatan pedang”.Masyarakat Arab ketika masih jahiliyah pun tidak akan pernah memberikan apa pun, jika hal itu mengorbankan kemuliaan, harga diri dan istri. Mereka menganggap dirinya hina jika sampai hal ini terjadi. Fitrah masyarakat Arab adalah pemberani dan sangat menjaga harga diri. Mereka tidak mau ada orang yang kuat menindas yang lemah, wanita, atau orang tua. Ketika ada seseorang meminta bantuan kepada mereka, maka mereka bersegera membantunya. Bagi mereka suatu kehinaan jika tidak membantu orang yang meminta pertolongan.
6. Orang Arab dan Batak Gemar Menepati Janji, Terbuka, Terus Terang dan Jujur
A. Arab
Orang Arab enggan berbohong dan menganggapnya aib. Mereka juga enggan ingkar janji. Oleh karena itu, kesaksian (syahadat) mereka dengan lisan sudah dianggap cukup bahwa mereka telah memeluk Islam. Keengganan mereka untuk berbohong bisa dibuktikan melalui kisah Abu Sufyan saat diundang Heraklius untuk ditanya mengenai Rasulullah. Abu Sufyan berkata, “Kalaulah aku tidak malu pada orang-orang disekitarku tentang Muhammad, pastilah aku akan berbohong”.Menepati janji merupakan sifat dasar masyarakat Arab, kemudian Islam datang dan mengarahkan sifat tersebut ke jalan yang benar. Islam tidak mentolerir siapa pun yang mencoba membuat hal-hal baru (mengada-ada), meskipun ia memiliki kedudukan atau dari keluarga terhormat. Nabi bersabda, “Allah melaknat orang yang berupaya melindungi orang yang membuat hal baru (mengada-ada)“.Ada beberapa kisah mengenai sifat mulia masyarakat Arab ini diantaranya: Suatu ketika Harits bin ‘Ubbad memimpin kabilah Bakar untuk berperang melawan kabilah Taghlib yang dipimpin oleh Al-Muhalhal yang ditenggarai membunuh anaknya Harits. Alkisah Harits tidak tahu dan tidak mengenal sosok Muhalhal, lalu Harits menangkap seseorang dan bertanya mengenai keberadaan Muhalhal, padahal orang tersebut adalah Muhalhal itu sendiri. “Tunjukkan kepadaku dimana Muhalhal bin Rabi’ah dan setelah itu aku akan membebaskanmu.” Bentak Harits. Orang itu kemudian menjawab, “Kamu harus berjanji untuk melepaskanku, jika aku menunjukkan keberadaan Muhalhal”. Harits menjawab, “Ya”. Dengan sigap orang itu menjawab, “Aku lah Muhalhal, orang yang engkau cari”. Harits kaget bukan kepalang, tapi karena sudah berjanji maka Harits pun meninggalkannya.
B. Batak
Orang Batak pun boleh bangga dengan sifat keterusterangan Suku Batak. Batak punya etos yang baik dibalik logatnya yang mungkin tidak enak didengar. Keterusterangan suku Batak ini patut diancungi jempol. Memang suku batak tidak pandai bermulut manis, namun hal ini berdampak baik. Mereka cenderung mengungkapkan semua kebenaran atau isi hatinya tanpa memperindah makna aslinya. Pribadi yang ‘blak-blakan’ mengandung makna dan karakter apa adanya.Jika menilik dari segi profesi, sifat ini sangat menguntungkan bagi orang Batak. Sifat ‘blak-blakan’ suku batak membuat mereka sukses jika terjun di dunia hukum, khususnya pengacara. Spekulasi logis dan apa adanya membuat mereka selalu dipercaya meng-handle suatu perkara. Orang-orang Batak adalah suku yang banyak dipercaya klien menyelesaikan perkara mereka. Di sisi lain menunjukkan kesportifan mereka. Batak identik dengan kalimat-kalimat yang bisa dipegang kebenarannya. Mereka akan berkata “ya” jika memang ya dan “tidak” jika memang tidak. Batak tidak pandai berbasa-basi juga tidak suka memanuflase suatu kebenaran atau keadaan.Sportivitas inilah yang membuat suku batak, khususnya pemuda Batak, diperhitungkan dalam setiap organisasi dan kesinambungan organisasi. Pemuda Batak biasanya lugas untuk menyatakan suatu keadaan atau kebenaran. Argumentasi mereka didengar dan diperhitungkan.Dalam menghadapi kesalahan pun, orang Batak adalah tipikal yang sportif mengakui kesalahannya. Sifat ini membuat orang Batak mudah diterima oleh kelompok lainnya.
7. Arab Menghargai Nasab, Batak Menghargai Tarombo
A. Arab
Nasab secara etimologi bererti al qorobah (kerabat), kerabat dinamakan nasab kerana antara dua kata tersebut ada hubungan dan keterkaitan. Berasal dari frasa "nisbatuhu ilaa abiihi nasaban" (nasabnya kepada ayahnya), Ibnus Sikit berkata,"Nasab itu dari sisi ayah dan juga ibu”. Sementara sebahagian ahli bahasa mengatakan, "Nasab itu khusus pada ayah, ertinya seseorang dinasabkan kepada ayahnya saja dan tidak dinasabkan kepada ibu kecuali dalam keadaan luar biasa. Peletakan nama bin (anak laki-laki) dan binti (anak perempuan) yang disertai dengan nama ayahnya setelah nama anaknya adalah sesuatu yang disyariatkan di dalam agama Islam.
Firman Allah yang artinya: “Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka”. (QS. Al Ahzab : 5).
Di dalam ayat itu Allah swt meminta agar setiap anak dinisbahkan kepada ayahnya tidak kepada ibunya. Allah swt menjadikan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling kenal mengenal. Realiti berbangsa-bangsa dan bersuku-suku ini tidak akan diketahui tanpa adanya saling kenal mengenal dan interaksi kecuali dengan mengetahui nasab-nasab mereka dan memeliharanya dari ketercampuran dan kerancuan dari nasab-nasab orang selainnya.
B. Batak Tarombo Batak yaitu silsilah garis keturunan secara patrilineal dalam suku Batak. Sudah menjadi kewajiban bagi masyarakat suku bangsa Batak untuk mengetahui silsilahnya agar mengetahui letak hubungan kekerabatan terkhusus dalam falsafah Dalihan Natolu.
Tarombo adalah silsilah, asal usul menurut garis keturunan ayah. Dengan tarombo seorang Batak mengetahui posisinya dalam marga. Bila orang Batak berkenalan pertama kali, biasanya mereka saling tanya Marga dan Tarombo. Hal tersebut dilakukan untuk saling mengetahui apakah mereka saling "mardongan sabutuha" (semarga) dengan panggilan "ampara" atau "marhula- hula" dengan panggilan "lae/tulang".Dengan tarombo, seseorang mengetahui apakah ia harus memanggil "Namboru" (adik perempuan ayah/ bibi), "Amangboru/ Makela", (suami dari adik ayah/ Om) "Bapatua/ Amanganggi/ Amanguda" (abang/ adik ayah), "Ito/boto" (kakak/ adik), Pariban atau Boru Tulang (putri dari saudara laki laki ibu) yang dapat kita jadikan istri, dst.Sedangkan marga adalah kelompok kekerabatan menurut garis keturunan ayah (patrilineal) Sistem kekerabatan patrilineal menentukan garis keturunan selalu dihubungkan dengan anak laki laki.
8. Tradisi Perkawinan Sepupu Bagi Bangsa Arab dan Bangso Batak
A. Arab
Dalam agama Islam, sepupu atau anak paman / bibi baik dari pihak ayah atau pun dari pihak ibu bukanlah mahram atau muhrim (istilah yang benar dalam bahasa Arab adalah "mahram" bukan "muhrim", namun orang Indonesia sering salah dalam menggunakannya). Kedudukannya seratus persen sebagai orang asing yang boleh dinikahi, atau istilah fikih dinamai sebagai ajnabi (orang asing bukan mahram). Maka seseorang halal untuk menikahi sepupunya sebagaimana halal menikahi wanita lainnya. Tidak ada halangan dalam bentuk apapun, sebab selama Islam telah menghalalkannya, maka tidak boleh diharamkan hanya karena alasan adat atau tabu atau alasan lain yang kurang jelas.
B. Batak
Banyak orang yang telah mengenal istilah “pariban” yang dipakai oleh orang batak. Hal ini banyak dibicarakan karena berhubungan dengan adat, silsilah, dan juga kepribadian dari orang batak. Banyak orang menganggap fenomena “pariban” sebagai sebuah istilah kuno-nya orang batak. Pariban secara singkat merupakan sebutan untuk sepupu yang konon di adat Batak sangat dianjurkan untuk dijadikan keluarga atau dikawini.Bagaimana hal ini dapat terjadi? Sesungguhnya ada alasan yang sangat rasional bagaimana dahulu para leluhur orang Batak menetapkan hal ini. Adapun hal tersebut sangat didukung oleh para orang batak terdahulu. Adalah merupakan sebuah prestasi jika seseorang akan menikahi paribannya. Hal tersebut juga merupakan kebanggan tersendiri bagi keluarga.Pariban, selain dikenal sebagai sistem perjodohan yang unik dan menarik, juga dipakai oleh orang Batak dalam hubungan kekeluargaan dengan posisi-posisi tertentu. Jika sebuah keluarga terdiri dari beberapa anak perempuan yang kemudian menikah dengan jodoh masing-masing dengan marga yang berbeda-beda, hubungan keluarga-keluarga mereka kemudian kerap disebut na-mar-pariban. Biasanya hubungan keluarga-keluarga yang demikian sangat akrab dan dekat satu sama lain karena dianggap sejajar. Walaupun dalam prakteknya nanti, tetap masih ada tingkatan, di mana keluarga putri tertua dianggap lebih dihormati oleh keluarga adik-adiknya.
Demikian sedikit ulasan mengenai 8 persamaan Bangsa Arab dengan Bangso Batak. Mungkinkah Bangso Batak memang keturunan dekat bangsa Arab? Jawabannya, mungkin saja. Silahkan anda mengkajinya lebih dalam melalui sumber-sumber yang lainnya mengenai kemiripan Bangsa Arab dan Bangso Batak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar