Kamis, 10 Oktober 2013

Diujung Nafas, Ditepi Harapan Aku Berpisah

Tidak cukup waktu untuk berdiam diri menyesali keadaan ini. Setelah apa yang telah terjadi aku begitu ingin menjatuhkan tubuhku ke dasar jurang yang teramat dalam. Ada yang berubah dengan beberapa waktu yang lalu, kamu begitu sangat mempesona. Namun sayang dekatnya ragamu tak membuat jiwamu mendekati jiwaku. Bila kamu mengerti waktu yang tersisa bagi diriku ini adalah kesempatan terakhirku untuk melihatmu tersenyum, apakah mungkin kamu mengecup keningku. Andai kamu tahu dalam perjalanan hidupku yang panjang ini hanya satu makhluk terindah yang pernah aku temui, dan itu hanyalah kamu.

Diujung nafasku ini aku memohon maaf atas kebodohanku yang tidak bisa menjagamu dikala kamu tersakiti. Mohon maaf atas kelalaianku yang tak bisa menemanimu dikala kamu membutuhkan tempat untuk bercerita tentang segala kesedihanmu. Dan maafkan aku karena mulai saat ini aku berhenti untuk menjaga dan menemanimu lagi. Kamu harus bisa menjaga dirimu sendiri. Mungkin suratan takdirku hanya menuliskan sedikit sekali kisah tentang hidupku bersamamu. Tapi bagiku harapan itu sungguh menjadi cahaya yang terang untuk hatiku yang gelap. Ditepi harapan ini aku nyatakan tak akan lagi untuk menyembunyikan perasaanku kepadamu.

Terima kasih Tuhan atas umur yang kau berikan kepadaku. Surga atau Neraka tempatku kelak, aku sungguh memujamu yang telah mempertemukan diriku dengannya. Namun aku memohon padamu Tuhan, bila tidak di dunia ini aku memilikinya biarkanlah aku dan dia kau persatukan di akhirat.

Sayang, adakah kata yang lebih indah dari kata sayang??? Bila kata itu ada di dunia ini, maka kata itulah yang setiap kali kurasakan saat berada disampingmu. Seandainya kamu merasakan rindu kepadaku maka datanglah ke sungai yang biasa kita datangi. Maka disitu aku selalu ada menantimu. Bila nanti kamu tidak melihatku maka lihatlah makamku yang tak berbunga itu. Disanalah kamu bisa melihatku bahwa aku sungguh menyesal berpisah denganmu...

Tidak ada komentar: